Rabu, 15 Juli 2015

TUJUH KESALAHAN YANG SERING DILAKUKAN GURU
oleh : H. Sahidin, M.Pd.


Guru sering tidak menyadari sering melakukan kesalahan dalam melaksanakan pembelajaran jika dilihat dan disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku salah satunya jika disesuaikan dengan Standar Proses. 
Tujuh kesalahan tersebut, menurut Mulyasa (2011) sebagai berikut:

1. Mengambil Jalan Pintas dalam Pembelajaran
Menurut Suri Ernawati (dalam Mulyasa, 2011) pengambilan jalan pintas dalam pembelajaran yaitu dengan tidak membuat persiapan/ program (Silabus, RPP, Kisi-kisi,dsb) saat mengajar, membuat persiapan mengajar secara borongan saat akan diadakan tinjauan/monitoring-evaluasi dari Pengawas.

2. Menunggu Peserta Didik Berperilaku Negatif  
Tidak sedikit guru yang mengabaikan perkembangan kepribadian peserta didik, biasanya guru baru memberikan perhatian kepada peserta didik ketikia ribut, mengantuk dan tidak memperhatikan pelajaran, sehingga menunggu peserta didik berperilaku buruk. Terkadang anak didik merasa tidak diperhatikan dan untuk mendapat perhatian seringkali mereka bertingkah nakal.

3. Menggunakan destructive disipline  
Guru seringkali memberikan pekerjaan rumah kepada peserta didik, namun jarang mengembalikannya dengan memberikan koreksi, komentar, krtikit dan saran atau umpan balik terhadap apa yang telah dikerjakannya untuk kemajuan peserta didik.

4. Mengabaikan Perbedaan Peserta Didik
Setiap peserta didik memiliki perbedaan individual yang sangat mendasar yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran, emosi yang bervariasi, kekuatan, kelemahan, latar belakang ekonomi, minat, lingkungan dan keluarga yang berbeda-beda.

5. Guru Merasa Paling Pandai
Kesalahan yang dilakukan guru juga adalah merasa paling pandai, karena pada umumnya peserta didik di sekolah usianya relatif lebih muda, sehingga guru merasa bahwa peserta didik tersebut lebih bodoh dari dirinya. Namun pada saat ini guru mestinya sadar bahawa perkembangan teknologi sudah semakin pesat sehingga peserta didik dapat belajar sendiri sehingga terkadang apa yang mereka ketahui lebih banyak dari gurunya.

6. Tidak Adil (Diskriminatif)
Pembelajaran yang baik dan efektif adalah yang mampu memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik secara adil dan merata (tidak diskriminatif) sehingga merteka dapat mengembangkan potensinya secara optimal.

7. Memaksa Hak Peserta Didik
Memaksa hak peserta didik merupakan kesalahan yang dilakukan oleh guru sebagai akibat dari kebiasaan guru berbisnis dalam pembelajaran, sehingga menghalalkan segala cara untuk untuk mencapai keuntungan. Boleh saja guru memiliki pekerjaan sampingan tetapi tidak mengganggu jam efektif untuk melaksanakan pembelajaran.

Sabtu, 23 Februari 2013

KEPALA SEKOLAH MERUPAKAN PEMBAHARU UTAMA DI LEMBAGA SEKOLAHNYA

Peranan Kepala Sekolah dalam upaya melakukan perubahan di lembaga sekolahnya merupakan faktor yang amat sangat penting. Kepala Sekolah merupakan salah satu pintu masuk utama peningkatan kualitas pendidikan di sekolah setelah Pengawas Sekolah. Oleh karena peranan kepala sekolah sangat penting, maka sejatinya rekrutmen calon kepala sekolah betul-betul dilakukan dengan seleksi yang menggunakan pendekatan kualitas serta dibekali dengan pendidikan dan latihan penguatan Kepala Sekolah yang optimal.

Menurut Stoner (dalam Yani 2012: 82) mengemukakan bahwa agen pembaharu adalah orang yang memegang peranan pimpinan dan bertanggung jawab untuk mengelola proses perubahan. Oleh karena itu dalam upaya meningkatkan efetivitas inovasi pertama-tama harus disoroti faktor kepala sekolah itu sendiri sebagai agen pembaharu di sekolahnya.

Selasa, 12 Februari 2013


PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH (PTS) H. SAHIDIN



ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU SD MENYUSUN RPP YANG MENGINTEGRASIKAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALAUI WORK SHOP BERKELANJUTAN DI KKG GUGUS CIKEDOKAN KECAMATAN BAYONGBONG

Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini dilatarbelakangi oleh kemampuan guru-guru sekolah dasar di wilayah binaan KKG Gugus Cikedokan Kecamatan Bayongbong dalam menyusun RPP yang mengintegrasikan Pendidikan Karakter Bangsa masih jauh dari harapan standar proses sehingga berpengaruh terhadap kurang efektifnya proses pembelajaran. Masalah yang diungkap pada penelitian ini adalah “Apakah work shop berkelanjutan dapat meningkatkan kemampuan guru SD dalam menyusun RPP yang mengintegrasikan Pendidikan Karakter Bangsa di KKG Cikedokan Kecamatan Bayongbong?”

Penelitian dilaksanakan di KKG Gugus Cikedokan Kecamatan Bayongbong Tahun 2013. Hasil penelitian  menunjukkan bahwa: (1) Kualitas RPP guru-guru SDN Cikedokan I,II,III-IV KKG Gugus Cikedokan sebelum diberi perlakuan work shop mencapai rata-rata 58% terkualifikasi sangat kurang, (2) Setelah diberi perlakuan work shop siklus 1, maka kualitas RPP guru-guru SDN Cikedokan I-IV KKG Gugus Cikedokan  mencapai rata-rata 79% terkualifikasi cukup baik, (3) Setelah diberi perlakuan work shop siklus 2, maka kualitas RPP guru-guru SDN Cikedokan I-IV KKG Gugus Cikedokan  mencapai rata-rata 83% terkualifikasi baik. Berdasarkan analisis dan perhitungan terhadap data yang diperoleh dari penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik metode work shop berkelanjutan efektif dalam meningkatkan kemampuan guru-guru dalam menyusun RPP yang mengintegrasikan Pendidikan Karakter.

Atas dasar temuan di atas, maka diajukan saran: (1) Supervisi Akademik jenis work shop cukup efektif dalam upaya membantu pendidik dalam mengembangkan kemampuan menyusun RPP yang sesuai standar proses. (2) Kegiatan tersebut dapat diterapkan dalam kegiatan peningkatan kemampuan profesional pendidik secara keseluruhan bila dilakukan secara berkesinambungan dan berkelanjutan, dari identifikasi, pemantauan, pembinaan, dan evaluasi.


MATERI SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS SEKOLAH

20 PERTANYAAN MATERI SUPERVISI AKADEMIK
          (Ilustrasi Tupoksi Kepengawasan akselarasi Pencapaian SPMP Sekolah Binaan)
                                             

1.      Bagaimana bimbingan terhadap sekolah dalam pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

2.      Bagaimana bimbingan terhadap sekolah dalam menyusun kurikulum muatan lokal yang penyusunannya melibatkan beberapa pihak terkait.

3.      Bagaimana pemantauan terhadap sekolah dalam melaksanakan program pengembangan diri melalui kegiatan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler.

4.      Bagaimana membina guru dalam merancang tugas mandiri tidak terstruktur untuk  mencapai kompetensi tertentu

Sabtu, 02 Februari 2013

PERANAN PEMIMPIN TERHADAP KUALITAS YANG DIPIMPINNYA

Suatu organisasi tentu memiliki seorang pemimpin. Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk memepengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran(Handoko). Sedangkan menurut Soewarno Handoyo Ningrat Kepemimpinan itu merupakan suatu proses dimana pimpinan digambarkan akan memberi perintah atau pengarahan, bimbingan atau mempengaruhi pekerjaan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut di atas, maka pemimpin organisasi adalah orang/manusia yang tugas dan fungsinya adalah memberi pengaruh (memberi perintah, mengarahkan, memberi bimbingan) kepada orang-orang lain agar bekerja dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan demikian, pemimpin sangat menentukan baik buruknya orang-orang yang dipimpinnya melakukan kerja yang sangat berpengaruh juga terhadap baik buruknya kualitas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Di dalam dunia pendidikan tingkat daerah, terdapat sederet pemimpin yang mengelola pendidikan, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Kabid, Kasi, Kepala UPTD, dan Kepala Sekolah. Mereka inilah penentu utama baik buruknya mutu pendidikan di tingkat daerah. Dari tangan-tangan merekalah yang sangat kita harapkan peningkatan kualitas pendidikan ini akan lahir. Para pemimpin pendidikan yang baik akan menghasilkan kualitas pendidikan yang baik pula. Sebaliknya lembaga pendidikan yang dipimpin oleh pemimpin-pemimpin yang buruk mengakibatkan carut marutnya, dan bobroknya hasil pendidikan

Rabu, 23 Januari 2013

DESKRIPSI DAN SAP PEMBINAAN PENGAWAS


DESKRIPSI PROGRAM DAN SATUAN ACARA PEMBINAAN/ PELATIHAN

A.    Deskripsi Program Pembinaan
Nama pelatihan : Sosialisasi PKG dan PKB
Sasaran              : Kepala Sekolah dan guru-guru
Tujuan               : 
    Meningkatkan pengetahuan  dan kemampuan Kepala Sekolah dan Guru-guru tentang pelaksanaan PKG dan PKB

B.     Satuan Acara Pelatihan
Mata Pembinaan/Pelatihan : Evaluasi Diri Guru dalam PKB
Waktu                         : 4 JP @ 45 menit

1.      Kompetensi yang dicapai
a.       Kepala Sekolah dan Guru memahami tujuan Evaluasi Diri Guru untuk PKB
b.      Kepala Sekolah dan guru-guru memiliki kemampuan mengisi Evaluasi Diri Guru untuk  PKB dengan sebenar-benarnya.

2.      Indikator
a.       Memahami tujuan Evaluasi Diri Guru untuk PKB
b.      Mengisi instrumen Evaluasi Diri Guru untuk PKB